Sunday 27 November 2011

perli

48 genap angka membilang detik penuh liku
hilai tawa sekadar selimut tebal kala kering rasa hati
khabarkan dunia bukan mudah sekadar kongsi duka lara
ketik jari jemari sayu duduk atas kerusi temani hari-hari membisu bahasa asing
detik berlalu laju
tidak mengubah saat pilu
binasa rasa hampa
lambakkan naskah temani hari-hari
satu tersungkur lagi menanti 5 kala kudrat masih berbaki sedikit
itu biasa
dengar cerita bukan kepalang tambah perih jiwa lara
bilang saja aku baik-baik walau hati diam seribu bahasa
keluhan kala diri di bumi yang satu jauh dari pandangan mata
tambah rasa sayu
lagi 24 menunggu andai saja ku tau masa hadapan aku ku kumpul sebanyak kudrat sepenuh jiwa
layari hari-hari mendatang tanpa rasa keluh
aku sekadar manusia biasa

No comments:

Post a Comment